Sabtu, 31 Oktober 2015

Tugas_4SS_PengantarBisnis

Bauran Pemasaran Berdasarkan 4P/7P



Untuk mengukur seberapa baiknya suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya, kita bisa menilainya melalui analisis pada Penerapan Teori Marketing 4P/7P pada sebuah perusahaan. Dan pada kali ini, menurut pengalaman pribadi saya, saya akan membahas tentang Penerapan 4P/7P pada perusahaan jasa yang sedang booming pada saat ini, yaitu GoJek.

1.       Product
Produk jasa yang ditawarkan GoJek saat ini bukan hanya sebagai transportasi antar penumpang saja. Mengingat semakin sibuknya masyarakat khususnya di daerah ibukota saat ini, GoJek hadir dengan produk-produk jasanya berupa:
1.       Go-Ride, sebagai layanan utama dari GoJek untuk mengantar Anda ke tempat yang ingin Anda tuju.
2.       Go-Send, tak perlu repot untuk pergi ke jasa layanan paket. Tinggal hubungi GoJek, dan paket Anda akan sampai pada tujuan di hari yang sama.
3.       Go-Food, untuk Anda yang ingin membeli makanan di suatu restoran, namun malas untuk pergi kesana dan mengantre, tinggal gunakan layanan ini, Anda akan mendapatkan makanan kesukaan Anda.
4.       Go-Mart, hampir sama seperti Go-Food, namun layanan ini digunakan bagi Anda yang ingin berbelanja
5.       Go-Clean, layanan baru GoJek ini memberikan servis untuk membersihkan rumah Anda hanya dengan mengklik aplikasi.
6.       Go-Glam, tak perlu capek pergi ke salon dan mengantre. Kini GoJek hadir dengan layanan Go-Glam sebagai servis salon di rumah Anda.
7.       Go-Massage, pegal-pegal setelah beraktivitas seharian? GoJek hadir dengan aplkasi Go-Massage yang akan memberikan layanan servis pijat massage hanya dengan mengklik layanannya.
8.       Go-Busway, layanan baru untuk membantu Anda mencari halte Transjakarta terdekat dan terintegrasi dengan layanan Go-Ride untuk mengantar Anda menuju kesana.


2.       Price
GoJek menerapkan tarif per-kilometer yang tentunya terjangkau bagi kalangan menengah. Namun, jika Anda memesan GoJek pada Rush Hour (jam-jam pulang kerja sekitar pukul 16.00-19.00), tarifnya akan berbeda pada tarif biasa. Sebagai promosi, diluar jam Rush Hour, GoJek memberikan tarif Rp 15.000.
3.       Place
Saat ini, GoJek sudah memiliki driver kurang lebih 20.000 driver di berbagai tempat sehingga memudahkan Anda menjangkau mereka dan mempercepat layanan mereka untuk Anda.
4.       Promotion
Saat ini, GoJek makin mudah Anda dapatkan. Sebagai pengguna smartphone, GoJek sudah memiliki aplikasinya sendiri yang bisa Anda download baik di Playstore untuk pengguna Android, dan Appstore bagi pengguna Apple.
5.       People
Tidak sedikit driver GoJek yang ternyata adalah seorang lulusan sarjana S1. Hal ini memberikan nilai tambah bagi penilaian GoJek karena ternyata, profesi ojek tidak selalu mengarah pada kualitas pendidikan rendah dan membuktikan bahwa siapapun bisa menjadi driver GoJek
6.       Process
Mutu layanan jasa GoJek tidak diragukan lagi. Anda tidak perlu ragu dan khawatir untuk naik ojek karena setelah memesan, biasanya driver GoJek akan menghubungi Anda terlebih dahulu. Keramahan driver GoJek inilah yang akan membuat Anda percaya pada layanan ini.
7.       Physical Evidence
Karakteristik yang menjadi nilai tambah bagi GoJek adalah kita tidak perlu lagi membawa helm dan masker ketika ingin naik ojek. Karena GoJek telah menyediakan helm sendiri dengan label GoJek berwarna hijau di helmnya dan memberikan masker secara gratis bagi pelanggannya.

© nisaalfth, 2015
Materi Referensi: Pribadi

Tugas_3SS_PengantarBisnis

Gaya Kepemimpinan



R adalah seorang pengusaha muda pemilik perusahaan X di bidang furniture. Di usianya yang masih muda, R sudah mengembangkan usahanya hingga ke kancah internasional. R lebih memfokuskan usahanya di Singapura dan Malaysia ketimbang di negara asalnya sendiri, Indonesia. Alasannya adalah karena menurutnya, berbisnis furniture disana lebih memiliki peluang yang bagus ketimbang di Indonesia. R memfokuskan bisnis furniturenya yang bergaya modern-minimalis dengan konsep kayu jati berkualitas unggul. Hal inilah yang membuatnya merasa perusaan furniturenya berbeda dari perusahaan lain.
Dalam memimpin perusahaannya, R cenderung memimpin dengan cara Laizess Faire, mengalihkan semua wewenang dan kendali kepada tim bisnisnya. R yang memang masih sangat muda dalam menjalankan bisnis memiliki beberapa orang kepercayaan yang memang ia beri kontribusi dalam menjalankan bisnisnya. Sementara R melakukan urusannya di Indonesia –berkuliah, berinvestasi, dan bekerja part time, ia juga memantau kinerja orang-orang kepercayaannya untuk menjalankan bisnis furniturenya yang memang masih baru dirintisnya. Namun ia yakin bisa memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk berkontribusi merintis bisnis barunya.
Memang menurut saya, R adalah sosok pekerja keras yang bisa dijadikan panutan untuk kawula muda, khususnya saya sendiri. Namun ada baiknya R tidak sepenuhnya menjalankan bisnis dengan menaruh kepercayaannya begitu saja kepada beberapa karyawannya, sekalipun itu adalah orang kepercayaannya. Ada baiknya jika R sedikit bersifat otokratis dalam menjalankan bisnisnya. Bersifat tegas namun juga terbuka dalam menerima pendapat rekan-rekan bisnisnya adalah sifat pebisnis yang baik. Tidak hanya menitikberatkan pada satu sifat.

Tulisan_3SS_PengantarBisnis

Komunikasi dalam Mengkategorikan Bahasa yang Baik pada Situasi Formal maupun Informal



Meskipun sebagai warga negara asli Indonesia, ternyata banyak yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Hal ini memberikan keprihatinan karena idealnya, bahasa adalah identitas bangsa. Dan kita tentu tidak mau Indonesia kehilangan identitasnya hanya karena ketidakmampuan kita dalam mengolah kata. Gobalisasilah alasan yang paling mendasar kenapa kita sebagai warga negara Indonesia kurang berminat untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Ini karena, “ah, lebih baik belajar Bahasa Inggris saja ‘kan keren…”, “untuk apa, sih belajar Bahasa Indonesia? Toh setiap hari juga ngomong pake itu”, padahal ternyata, belajar Bahasa Indonesia tak kalah sulit dengan bahasa-bahasa asing lainnya. Hal ini terbukti ketika saat mengerjakan soal-soal pelajaran Bahasa Indonesia, banyak diantara kita yang ‘tertipu’ dengan kalimat yang hampir sama, namun maknanya jauh berbeda, sehingga akan muncul berbagai pendapat, “Lho, kok bisa begini, sih? Bukannya harusnya begini?”.
Contoh diatas hanyalah beberapa kasus dari sekian banyaknya kasus. Terlebih, penggunaan Bahasa Indonesia yang benar-benar baku pada saat ini sudah jarang sekali terjadi. Ini karena masyarakat, khususnya generasi muda sekarang sudah terlampau jauh memodifikasi Bahasa Indonesia sendiri. Sehingga, dalam mengolah kata lebih jauh, mereka akan kesulitan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kita harus tahu situasi apa saja yang ‘mengharuskan’ kita untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang benar. Biasanya,  hal itu terjadi adalah kita sedang dihadapkan pada situasi,
1.       Rapat Formal
2.       Sedang berbicara dengan lawan jenis yang lebih tua
3.       Sedang berbicara dengan lawan jenis yang ‘lebih tinggi’ derajatnya
4.       Dan sebagainya
Jangan sampai, kita memadukan bahasa asing bercampur bahasa sehari-hari ketika sedang rapat formal. Hal ini akan membuat lawan bicara langsung menilai attitude kita dengan penilaian negative. Sudah seharusnya kita bisa melestarikan bahasa kita sendiri, Bahasa Indonesia. Karena seperti kata pepatah,
“Bahasa, adalah identitas bangsa.”

© nisaalfth, 2015
Materi Referensi: Pribadi

Sabtu, 17 Oktober 2015

Tugas_2SS_PengantarBisnis



Perkembangan Convenience Store ‘CircleK’ di Indonesia

Menurut situs National Association of Convenience Stores (NACS), ada sejarah berdirinya convenience store pertama di Amerika. Pada bulan Mei tahun 1927 di pojokan jalan 12th and Edgefield Street, Dallas, Texas, terdapat sebuah toko es krim bernama Southland Ice Dock yang dijalankan oleh Jefferson Green atau biasa dipanggil Uncle Johnny. Saat itu, ia menyadari bahwa orang-orang membutuhkan kebutuhan dasar seperti roti, telur dan susu setelah toko kelontong tutup. Atas dasar kebutuhan tersebut, ia mulai menjual barang-barang tersebut dan membuka tokonya hingga larut malam.

Setelah Perang Dunia ke-II, bersamaan dengan munculnya ide 'American Dream', semakin banyak keluarga di Amerika yang memiliki mobil dan tinggal di pinggiran kota, yang pastinya hidup jauh dari pusat perbelanjaan atau toko kelontong. Dari sanalah, convenience store mulai hadir. Karena perkembangan yang cukup pesat itulah, The Southland Ice Company mengganti nama mereka menjadi 7-Eleven, Inc.

Sejak tahun 1950-an, convenience store ini akhirnya tumbuh tidak hanya menjadi sebuah mini market, tetapi juga menjual bahan bakar (pom bensin) atau berada di pojokan jalan. Dan sekarang, hampir di seluruh dunia bisa ditemukan berbagai nama dan konsep convenience store walau hanya untuk membeli barang-barang keperluan sehari-hari.

Asal tahu saja, biasanya barang-barang yang dijual di convenience store ini memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan supermarket yang ada. Alasannya, karena mereka menawarkan service lokasi yang ada dimana-mana serta antrian kasir yang tidak panjang, tapi harus diingat tidak semua barang yang dijual di supermarket ada di sini.

Beda negara, berbeda juga treatment yang mereka berikan ke pelanggan. Di negara-negara Eropa misalnya, convenience store di sana banyak yang menjual Deli; yaitu makanan yang membutuhkan persiapan dan permintaan khusus, misalnya roti sandwiches isi daging ham dengan acar timun tanpa mustard >_< . Beberapa toko lainnya bahkan menjual roti atau donat yang diantar oleh penjual roti atau donat setempat untuk dijual di sana.

Sementara kalau di Amerika, selain menjual bahan pangan convenience store biasanya menjual tiket kereta api atau mendirikan jasa layanan kantor pos serta pom bensin. Tidak sedikit pula yang menjual minuman beralkohol.

Lain lagi di Asia. Di negara-negara Asia, convenience store lebih banyak menjual makanan jadi. Alasannya sederhana, karena populasi yang padat. Dan karena alasan tersebut, convenience store banyak ditemukan di stasiun kereta api atau bisa berdiri sebagai toko. Convenience store biasanya juga menjual surat kabar atau majalah namun dengan variasi yang lebih sedikit.

Tapi kalau di Indonesia, minimart/minimarket yang sudah banyak beredar hingga ke ujung gang (Indomaret, Alfamart, Yomart, Starmart, dll) sepertinya tidak pas apabila disebut sebagai convenience store. Beberapa alasannya antara lain; convenience store memiliki dua area di dalamnya yaitu area sales dan non-sales. Area sales digunakan untuk menampilkan segala macam produk yang dijual dari makanan hingga surat kabar sementara area non-sales yang biasanya berukuran 180m² dari total luas suatu store digunakan sebagai sitting area atau financial service (tempat penukaran atau mengirimkan uang). Selain itu, convenience store memiliki microwave atau mesin penghangat lain untuk menghangatkan makanan siap saji yang mereka jual seperti sandwich, burger, onigiri (nasi kepal), bento (nasi kotak), atau minuman panas dan dingin.

Adalah seorang pengusaha bernama Fred Hervey yang membeli tiga buah toko bernama Kay's Food Store di El Paso, Texas pada tahun 1951 yang kemudian merubah nama ketiga toko tersebut menjadi Circle K. Circle K akhirnya semakin besar setelah mengakuisisi banyak jaringan ritel selama beberapa dekade. 


Namun, bukan berarti gerai dengan logo huruf K merah ini melaju tanpa hambatan. Circle K sempat mengalami masa sulit pada akhir tahun 1980-an karena perekonomian Amerika yang menurun dan Circle K pun sempat mengalami kebangkrutan hingga menutup dan menjual beberapa gerai mereka. Barulah pada tahun 1993, Investcorp menyelamatkan Circle K dari kebangkrutan.

Circle K akhirnya diakuisisi oleh Tosco Corporation pada tahun 1996. Kemudian pada tahun 2001, Phillips Petroleum membeli Tosco dan merjer dengan Conoco pada tahun 2002 untuk membentuk ConocoPhillips, hingga pada tahun 2003, Alimentation Couche-Tard membeli Circle K dan hingga kini memiliki dan mengoperasikan merk dagang Circle K. 

Di Indonesia sendiri, Circle K kali pertama mendirikan gerai di Jalan Panglima Polim pada tahun 1986. Hingga saat ini, Circle K merupakan convenience store dengan gerai terbanyak di indonesia. Sekedar informasi di Hong Kong, Circle K disebut 'O.K.' sementara di Taiwan mereka menyebutnya ‘OK Mart’. Salah satu teman bahkan pernah menyebutnya ‘Red K’.

Materi referensi: hellofikry.blogspot.co.id/2012/02/convenient-of-convenience-store.html