Perkembangan Convenience Store ‘CircleK’ di Indonesia
Menurut situs National
Association of Convenience Stores (NACS), ada sejarah berdirinya convenience
store pertama di Amerika. Pada bulan Mei tahun 1927 di pojokan jalan 12th and
Edgefield Street, Dallas, Texas, terdapat sebuah toko es krim bernama Southland
Ice Dock yang dijalankan oleh Jefferson Green atau biasa dipanggil Uncle
Johnny. Saat itu, ia menyadari bahwa orang-orang membutuhkan kebutuhan dasar
seperti roti, telur dan susu setelah toko kelontong tutup. Atas dasar kebutuhan
tersebut, ia mulai menjual barang-barang tersebut dan membuka tokonya hingga
larut malam.
Setelah Perang Dunia ke-II, bersamaan
dengan munculnya ide 'American Dream', semakin banyak keluarga di Amerika yang
memiliki mobil dan tinggal di pinggiran kota, yang pastinya hidup jauh dari
pusat perbelanjaan atau toko kelontong. Dari sanalah, convenience store mulai
hadir. Karena perkembangan yang cukup pesat itulah, The Southland Ice Company
mengganti nama mereka menjadi 7-Eleven, Inc.
Sejak tahun 1950-an, convenience store
ini akhirnya tumbuh tidak hanya menjadi sebuah mini market, tetapi juga menjual
bahan bakar (pom bensin) atau berada di pojokan jalan. Dan sekarang, hampir di
seluruh dunia bisa ditemukan berbagai nama dan konsep convenience store walau
hanya untuk membeli barang-barang keperluan sehari-hari.
Asal tahu saja, biasanya barang-barang
yang dijual di convenience store ini memiliki harga yang lebih tinggi
dibandingkan supermarket yang ada. Alasannya, karena mereka menawarkan service
lokasi yang ada dimana-mana serta antrian kasir yang tidak panjang, tapi harus
diingat tidak semua barang yang dijual di supermarket ada di sini.
Beda negara, berbeda juga treatment
yang mereka berikan ke pelanggan. Di negara-negara Eropa misalnya, convenience
store di sana banyak yang menjual Deli; yaitu makanan yang membutuhkan
persiapan dan permintaan khusus, misalnya roti sandwiches isi daging ham dengan
acar timun tanpa mustard >_< . Beberapa toko lainnya bahkan menjual roti
atau donat yang diantar oleh penjual roti atau donat setempat untuk dijual di
sana.
Sementara kalau di Amerika, selain
menjual bahan pangan convenience store biasanya menjual tiket kereta api atau
mendirikan jasa layanan kantor pos serta pom bensin. Tidak sedikit pula yang
menjual minuman beralkohol.
Lain lagi di Asia. Di negara-negara
Asia, convenience store lebih banyak menjual makanan jadi. Alasannya sederhana,
karena populasi yang padat. Dan karena alasan tersebut, convenience store
banyak ditemukan di stasiun kereta api atau bisa berdiri sebagai toko.
Convenience store biasanya juga menjual surat kabar atau majalah namun dengan
variasi yang lebih sedikit.
Tapi kalau di Indonesia,
minimart/minimarket yang sudah banyak beredar hingga ke ujung gang (Indomaret,
Alfamart, Yomart, Starmart, dll) sepertinya tidak pas apabila disebut sebagai
convenience store. Beberapa alasannya antara lain; convenience store memiliki
dua area di dalamnya yaitu area sales dan non-sales. Area sales digunakan untuk
menampilkan segala macam produk yang dijual dari makanan hingga surat kabar sementara
area non-sales yang biasanya berukuran 180m² dari total luas suatu store
digunakan sebagai sitting area atau financial service (tempat penukaran atau
mengirimkan uang). Selain itu, convenience store memiliki microwave atau mesin
penghangat lain untuk menghangatkan makanan siap saji yang mereka jual seperti
sandwich, burger, onigiri (nasi kepal), bento (nasi kotak), atau minuman panas
dan dingin.
Adalah
seorang pengusaha bernama Fred Hervey yang membeli tiga buah toko bernama Kay's
Food Store di El Paso, Texas pada tahun 1951 yang kemudian merubah nama ketiga
toko tersebut menjadi Circle K. Circle K akhirnya semakin besar setelah
mengakuisisi banyak jaringan ritel selama beberapa dekade.
Namun,
bukan berarti gerai dengan logo huruf K merah ini melaju tanpa hambatan. Circle
K sempat mengalami masa sulit pada akhir tahun 1980-an karena perekonomian
Amerika yang menurun dan Circle K pun sempat mengalami kebangkrutan hingga
menutup dan menjual beberapa gerai mereka. Barulah pada tahun 1993, Investcorp
menyelamatkan Circle K dari kebangkrutan.
Circle
K akhirnya diakuisisi oleh Tosco Corporation pada tahun 1996. Kemudian pada
tahun 2001, Phillips Petroleum membeli Tosco dan merjer dengan Conoco pada
tahun 2002 untuk membentuk ConocoPhillips, hingga pada tahun 2003, Alimentation
Couche-Tard membeli Circle K dan hingga kini memiliki dan mengoperasikan merk
dagang Circle K.
Di
Indonesia sendiri, Circle K kali pertama mendirikan gerai di Jalan Panglima
Polim pada tahun 1986. Hingga saat ini, Circle K merupakan convenience store
dengan gerai terbanyak di indonesia. Sekedar informasi di Hong Kong, Circle K
disebut 'O.K.' sementara di Taiwan mereka menyebutnya ‘OK Mart’. Salah satu
teman bahkan pernah menyebutnya ‘Red K’.
Materi referensi: hellofikry.blogspot.co.id/2012/02/convenient-of-convenience-store.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar