Sabtu, 17 Oktober 2015

Tugas_2SS_PengantarBisnis



Perkembangan Convenience Store ‘CircleK’ di Indonesia

Menurut situs National Association of Convenience Stores (NACS), ada sejarah berdirinya convenience store pertama di Amerika. Pada bulan Mei tahun 1927 di pojokan jalan 12th and Edgefield Street, Dallas, Texas, terdapat sebuah toko es krim bernama Southland Ice Dock yang dijalankan oleh Jefferson Green atau biasa dipanggil Uncle Johnny. Saat itu, ia menyadari bahwa orang-orang membutuhkan kebutuhan dasar seperti roti, telur dan susu setelah toko kelontong tutup. Atas dasar kebutuhan tersebut, ia mulai menjual barang-barang tersebut dan membuka tokonya hingga larut malam.

Setelah Perang Dunia ke-II, bersamaan dengan munculnya ide 'American Dream', semakin banyak keluarga di Amerika yang memiliki mobil dan tinggal di pinggiran kota, yang pastinya hidup jauh dari pusat perbelanjaan atau toko kelontong. Dari sanalah, convenience store mulai hadir. Karena perkembangan yang cukup pesat itulah, The Southland Ice Company mengganti nama mereka menjadi 7-Eleven, Inc.

Sejak tahun 1950-an, convenience store ini akhirnya tumbuh tidak hanya menjadi sebuah mini market, tetapi juga menjual bahan bakar (pom bensin) atau berada di pojokan jalan. Dan sekarang, hampir di seluruh dunia bisa ditemukan berbagai nama dan konsep convenience store walau hanya untuk membeli barang-barang keperluan sehari-hari.

Asal tahu saja, biasanya barang-barang yang dijual di convenience store ini memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan supermarket yang ada. Alasannya, karena mereka menawarkan service lokasi yang ada dimana-mana serta antrian kasir yang tidak panjang, tapi harus diingat tidak semua barang yang dijual di supermarket ada di sini.

Beda negara, berbeda juga treatment yang mereka berikan ke pelanggan. Di negara-negara Eropa misalnya, convenience store di sana banyak yang menjual Deli; yaitu makanan yang membutuhkan persiapan dan permintaan khusus, misalnya roti sandwiches isi daging ham dengan acar timun tanpa mustard >_< . Beberapa toko lainnya bahkan menjual roti atau donat yang diantar oleh penjual roti atau donat setempat untuk dijual di sana.

Sementara kalau di Amerika, selain menjual bahan pangan convenience store biasanya menjual tiket kereta api atau mendirikan jasa layanan kantor pos serta pom bensin. Tidak sedikit pula yang menjual minuman beralkohol.

Lain lagi di Asia. Di negara-negara Asia, convenience store lebih banyak menjual makanan jadi. Alasannya sederhana, karena populasi yang padat. Dan karena alasan tersebut, convenience store banyak ditemukan di stasiun kereta api atau bisa berdiri sebagai toko. Convenience store biasanya juga menjual surat kabar atau majalah namun dengan variasi yang lebih sedikit.

Tapi kalau di Indonesia, minimart/minimarket yang sudah banyak beredar hingga ke ujung gang (Indomaret, Alfamart, Yomart, Starmart, dll) sepertinya tidak pas apabila disebut sebagai convenience store. Beberapa alasannya antara lain; convenience store memiliki dua area di dalamnya yaitu area sales dan non-sales. Area sales digunakan untuk menampilkan segala macam produk yang dijual dari makanan hingga surat kabar sementara area non-sales yang biasanya berukuran 180m² dari total luas suatu store digunakan sebagai sitting area atau financial service (tempat penukaran atau mengirimkan uang). Selain itu, convenience store memiliki microwave atau mesin penghangat lain untuk menghangatkan makanan siap saji yang mereka jual seperti sandwich, burger, onigiri (nasi kepal), bento (nasi kotak), atau minuman panas dan dingin.

Adalah seorang pengusaha bernama Fred Hervey yang membeli tiga buah toko bernama Kay's Food Store di El Paso, Texas pada tahun 1951 yang kemudian merubah nama ketiga toko tersebut menjadi Circle K. Circle K akhirnya semakin besar setelah mengakuisisi banyak jaringan ritel selama beberapa dekade. 


Namun, bukan berarti gerai dengan logo huruf K merah ini melaju tanpa hambatan. Circle K sempat mengalami masa sulit pada akhir tahun 1980-an karena perekonomian Amerika yang menurun dan Circle K pun sempat mengalami kebangkrutan hingga menutup dan menjual beberapa gerai mereka. Barulah pada tahun 1993, Investcorp menyelamatkan Circle K dari kebangkrutan.

Circle K akhirnya diakuisisi oleh Tosco Corporation pada tahun 1996. Kemudian pada tahun 2001, Phillips Petroleum membeli Tosco dan merjer dengan Conoco pada tahun 2002 untuk membentuk ConocoPhillips, hingga pada tahun 2003, Alimentation Couche-Tard membeli Circle K dan hingga kini memiliki dan mengoperasikan merk dagang Circle K. 

Di Indonesia sendiri, Circle K kali pertama mendirikan gerai di Jalan Panglima Polim pada tahun 1986. Hingga saat ini, Circle K merupakan convenience store dengan gerai terbanyak di indonesia. Sekedar informasi di Hong Kong, Circle K disebut 'O.K.' sementara di Taiwan mereka menyebutnya ‘OK Mart’. Salah satu teman bahkan pernah menyebutnya ‘Red K’.

Materi referensi: hellofikry.blogspot.co.id/2012/02/convenient-of-convenience-store.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar