Jumat, 27 Mei 2016

Tekan Biaya Kesehatan JKN, Program Pencegahan Penyakit Digalakkan


Akibat klaim berobat lebih besar dibandingkan penerimaan iuran peserta, pendanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diperkirakan masih akan defisit sampai beberapa tahun ke depan.

Sejumlah upaya dilakukan Kementrian Kesehatan dan juga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan untuk menekan defisit. Salah satunya adalah lebih fokus pada program pencegahan penyakit.

Data terakhir menunjukkan, rasio klaim JKN 2014 yang disesuaikan 120 persen atau defisit Rp 5,6 triliun. Pendapatan iuran Rp 27,7 triliun dan biaya layanan Rp 33,3 triliun. Keberlanjutan JKN memang harus dijaga, terlebih masyarakat sudah merasakan manfaatnya.

Memang saat ini pemerintah sudah menaikkan iuran peserta bukan penerima upah (PBPU) kelas III Rp 30.000, kelas II Rp 51.000, dan kelas I Rp 80.000. Pada peraturan sebelumnya, iuran PBPU kelas III Rp 25.500, kelas II Rp 42.500, dan kelas III Rp 59.500. 

Adapun iuran untuk peserta PBI di aturan sebelumnya sebesar Rp 19.225 per orang per bulan dan kini dinaikkan menjadi Rp 23.000 per orang per bulan. 

BPJS Kesehatan juga terus berusaha kepesertaan para pekerja yang masih berusia muda dan sehat menjadi peserta JKN, melalui perusahaan-perusahaan.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat drg.Oscar Primadi MPH, mengatakan berapa pun biaya yang dianggarkan pemerintah tetap akan habis jika pencegahan dan pengendalian penyakit tidak dilakukan.

"Saat ini ada 5 penyakit katrastopik yang berbiaya tinggi dan menyedot biaya kesehatan, yaitu jantung, kanker, persalinan caesar, hipertensi, dan gagal ginjal," katanya saat berbincang dengan media di Jakarta (26/5/2016).

Pada 2015, ada 1,3 juta orang atau 0,8 persen peserta JKN mendapat layanan penyakit katastropik, terutama penyakit jantung dan gagal ginjal. Namun, pembiayaan penyakit katastropik 23,9 persen dari biaya kesehatan.

"Penyakit-penyakit katrastopik ini umumnya disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang kurang sehat. Makanya saat ini akan difokuskan untuk meningkatkan upaya pencegahan dengan menggalkan program hidup bersih dan sehat," kata Oscar.

Tujuan dari program pencegahan penyakit tentu saja agar jumlah orang yang sakit dan menggunakan JKN bisa ditekan. Untuk mendukung upaya tersebut, Kemenkes kembali melanjutkan program Pencerah Nusantara, yaitu mengirimkan tim tenaga kesehatan ke sejumlah daerah pelosok.
Tim ini terdiri dari dokter, sarjana kesehatan masyarakat, ahli gizi, analis kesehatan, hingga ahli sanitasi lingkungan.

Target dari tim Pencerah Nusantara bukan hanya menyediakan layanan kesehatan dasar bagi masyarakat di daerah terpencil, tapi mengutamakan upaya promotif dan preventif, melibatkan masyarakat, dan menguatkan sumber daya manusia lokal.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar